Metode deep litter adalah salah satu sistem manajemen kandang, khususnya untuk unggas seperti ayam, yang semakin populer.
Sistem ini menawarkan banyak keuntungan, mulai dari efisiensi tenaga kerja, kesehatan ternak yang lebih baik, hingga menghasilkan kompos berkualitas.
Namun, tidak sedikit peternak yang mengalami kegagalan, seperti kandang menjadi bau, becek, dan menjadi sarang penyakit.
Artikel ini akan membahas tuntas teknik metode deep litter agar Anda terhindar dari kegagalan dan meraih kesuksesan.
Memahami Prinsip Dasar Sistem Deep Litter
Sistem deep litter pada dasarnya adalah menciptakan sebuah ekosistem kompos mini langsung di lantai kandang.
Prinsip kerjanya mengandalkan dekomposisi kotoran ternak oleh mikroorganisme menguntungkan yang hidup di dalam material litter.
Proses ini mengubah amonia yang berbau tajam menjadi nitrogen yang tidak berbau dan bermanfaat bagi kompos.
Litter yang aktif secara biologis akan terasa hangat, kering, dan gembur, menciptakan lingkungan yang nyaman bagi ternak.
Berbeda dengan sistem konvensional yang mengharuskan pembersihan kotoran setiap hari, deep litter justru ‘membiakkan’ kotoran.
Lapisan litter yang tebal (bisa mencapai 30 cm atau lebih) berfungsi sebagai spons raksasa yang menyerap kelembapan.
Aktivitas mikroba di dalamnya menghasilkan panas yang membantu mengeringkan permukaan dan membunuh patogen berbahaya.
Hasil akhirnya setelah periode pemeliharaan adalah pupuk kompos yang kaya nutrisi dan siap digunakan untuk pertanian.
Pemilihan Material Litter yang Tepat
Kunci pertama kesuksesan metode ini adalah pemilihan material litter atau alas kandang yang benar.
Material yang ideal harus memiliki daya serap tinggi, tidak mudah menggumpal, dan tidak berdebu.
Berikut adalah beberapa pilihan material terbaik beserta kelebihan dan kekurangannya.
Hindari material yang salah karena ini adalah pondasi dari seluruh sistem yang akan Anda bangun.
1. **Sekam Padi (Rice Hulls):** Ini adalah pilihan paling populer dan terbaik di Indonesia.
Sekam padi memiliki daya serap yang sangat baik, tidak mudah padat, dan memberikan aerasi yang bagus.
Strukturnya yang ringan memudahkan ternak, terutama ayam, untuk mengais dan membolak-balikkannya secara alami.
Ketersediaannya melimpah dan harganya relatif terjangkau di banyak daerah agraris.
2. **Serutan Kayu (Wood Shavings):** Juga merupakan pilihan yang sangat baik, terutama serutan kayu pinus.
Material ini sangat menyerap dan memiliki aroma alami yang dapat membantu mengontrol bau.
Pastikan Anda tidak menggunakan serbuk gergaji (sawdust) yang terlalu halus karena bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
Hindari juga serutan dari kayu yang diolah dengan bahan kimia seperti triplek atau MDF.
3. **Tongkol Jagung Giling (Ground Corn Cobs):** Alternatif lain yang bagus jika tersedia di daerah Anda.
Material ini sangat absorben, namun pastikan ukurannya tidak terlalu halus.
Kelemahannya, jika terlalu lembap, tongkol jagung bisa menjadi media tumbuh jamur lebih cepat dibanding sekam.
Manajemen kelembapan menjadi sedikit lebih krusial jika menggunakan material ini.
Langkah-Langkah Memulai Metode Deep Litter
Memulai sistem deep litter membutuhkan persiapan yang cermat. Jangan terburu-buru memasukkan ternak.
Ikuti langkah-langkah berikut secara berurutan untuk membangun pondasi sistem yang kuat dan fungsional.
Setiap langkah memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan metode ini di kemudian hari.
Persiapan yang matang adalah investasi waktu yang akan terbayar lunas.
**Langkah 1: Persiapan Lantai Kandang**
Pastikan lantai kandang Anda padat dan tidak mudah merembeskan air dari tanah.
Lantai tanah yang dipadatkan sudah cukup, namun lantai semen (plur) akan lebih ideal untuk kontrol kelembapan.
Bersihkan kandang secara menyeluruh dari sisa-sisa kotoran periode sebelumnya dan lakukan desinfeksi.
Pastikan kandang benar-benar kering sebelum memulai langkah selanjutnya.
**Langkah 2: Penebaran Litter Awal**
Sebarkan material litter pilihan Anda (misalnya sekam padi) secara merata di seluruh lantai kandang.
Untuk lapisan awal, tebarkan dengan ketebalan sekitar 10 hingga 15 cm.
Ketebalan ini cukup untuk memulai proses penyerapan dan dekomposisi awal.
Biarkan ternak masuk dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
**Langkah 3: Penambahan Litter Secara Berkala**
Seiring berjalannya waktu, kotoran akan menumpuk dan litter akan mulai memadat.
Jangan membuang litter lama. Cukup tambahkan lapisan litter baru yang tipis (sekitar 2-5 cm) di atasnya.
Lakukan ini setiap kali Anda merasa litter mulai sedikit basah atau bau amonia mulai tercium tipis.
Proses ini terus dilakukan hingga akhir periode pemeliharaan, di mana ketebalan litter bisa mencapai 30 cm atau lebih.
Manajemen Kunci untuk Mencegah Kegagalan
Memulai itu mudah, tetapi mengelola secara konsisten adalah tantangan sebenarnya.
Ada beberapa faktor manajemen kritis yang harus diperhatikan setiap hari untuk memastikan sistem berjalan baik.
Kegagalan pada salah satu aspek ini dapat menyebabkan efek domino yang merusak seluruh sistem.
Fokus utama adalah pada keseimbangan ekosistem di dalam litter.
**1. Kontrol Kelembapan:** Ini adalah faktor paling krusial. Kelembapan ideal untuk litter adalah sekitar 20-40%.
Cara tesnya mudah: ambil segenggam litter, kepal dengan kuat. Jika hancur saat dilepaskan, berarti terlalu kering.
Jika menggumpal dan tetap utuh, berarti kelembapannya pas. Jika air menetes, berarti terlalu basah.
Penyebab utama litter basah adalah tumpahan dari tempat minum. Gunakan nipel otomatis seperti produk dari ‘Super-Feed’ atau ‘Medion’ untuk mencegah tumpahan.
**2. Aerasi dan Pembalikan:** Mikroba dekomposer membutuhkan oksigen untuk bekerja secara efektif (proses aerobik).
Tanpa oksigen yang cukup, proses anaerobik akan mengambil alih, menghasilkan amonia dan gas beracun lainnya.
Lakukan pembalikan litter secara rutin, setidaknya seminggu sekali, menggunakan garu atau cangkul.
Fokus pada area yang cenderung basah dan padat, seperti di bawah tempat minum dan pakan.
**3. Kepadatan Ternak (Stocking Density):** Jangan mengisi kandang terlalu padat.
Kepadatan berlebih menghasilkan jumlah kotoran dan urine yang tidak seimbang dengan kapasitas serap litter.
Sebagai patokan umum untuk ayam pedaging, kepadatan ideal adalah 8-10 ekor per meter persegi.
Menyesuaikan kepadatan akan sangat membantu menjaga litter tetap kering dan gembur.
**4. Ventilasi Kandang:** Ventilasi yang baik sangat penting untuk mengeluarkan udara lembap dan gas amonia dari kandang.
Pastikan kandang memiliki aliran udara yang cukup, namun hindari angin kencang yang langsung mengenai ternak.
Untuk kandang tipe terbuka (open house), pastikan tirai bisa dibuka secara fleksibel.
Untuk kandang tertutup (closed house), pastikan sistem kipas dan ‘cooling pad’ berfungsi optimal.
Tanda-Tanda Kegagalan dan Cara Mengatasinya
Meskipun sudah melakukan manajemen terbaik, terkadang masalah masih bisa muncul.
Kenali tanda-tanda awal kegagalan agar Anda bisa segera mengambil tindakan korektif.
Respon yang cepat dapat menyelamatkan sistem deep litter Anda dari kerusakan total.
Jangan panik, setiap masalah memiliki solusi jika ditangani dengan benar.
**Masalah 1: Bau Amonia yang Kuat**
Ini adalah tanda paling jelas bahwa litter terlalu basah dan proses dekomposisi anaerobik sedang terjadi.
Solusinya: segera balik seluruh lapisan litter untuk memberikan aerasi. Tambahkan lapisan sekam padi baru yang kering.
Jika ada, taburkan bahan seperti zeolit atau produk probiotik khusus litter untuk membantu menyerap amonia.
Periksa dan perbaiki sumber kelembapan, terutama kebocoran pada sistem air minum.
**Masalah 2: Litter Menggumpal Keras (Caking)**
Ini terjadi ketika litter sangat basah dan terinjak-injak hingga padat seperti kue.
Area ini menjadi zona mati di mana tidak ada oksigen dan mikroba baik tidak bisa hidup.
Solusi: Gunakan sekop atau cangkul untuk memecah dan mengangkat gumpalan keras tersebut.
Buang bagian yang paling parah, lalu ganti dengan material litter baru yang kering dan aduk rata.
**Masalah 3: Muncul Banyak Lalat dan Hama**
Litter yang basah dan bau adalah tempat berkembang biak yang sempurna untuk lalat dan serangga lainnya.
Ini menandakan manajemen kelembapan dan aerasi telah gagal total.
Solusi: Atasi akar masalahnya, yaitu kelembapan. Saat litter menjadi kering dan aktif, lalat tidak akan suka.
Aktivitas biologis dan panas dari litter yang sehat akan membunuh larva lalat secara alami.
Metode deep litter, jika dikelola dengan benar, adalah sistem yang sangat efisien dan berkelanjutan bagi peternak.
Kunci utamanya terletak pada pemahaman prinsip biologisnya dan manajemen yang disiplin, terutama dalam mengontrol kelembapan.
Dengan memilih material yang tepat, memulai dengan benar, serta rajin melakukan pembalikan dan menjaga ventilasi, Anda akan menciptakan kandang yang sehat.
Pada akhirnya, Anda tidak hanya menghemat tenaga kerja, tetapi juga menghasilkan ternak yang lebih sehat dan bonus kompos bernilai tinggi.