Ayam Serama, si mungil yang mendapat julukan sebagai ayam terkecil di dunia, telah memikat hati banyak pecinta unggas hias di Indonesia.
Dengan postur tubuhnya yang tegap, dada membusung, dan gaya yang gagah berani, Serama sering disebut sebagai “Raja Tega”.
Namun, seiring dengan popularitasnya yang meroket, muncul pula berbagai jenis silangan yang seringkali membingungkan para pemula.
Membedakan mana Ayam Serama asli (original) dan mana yang silangan menjadi tantangan tersendiri.
Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara Ayam Serama asli dan silangan.
Pemahaman ini sangat penting agar Anda tidak salah pilih dan mendapatkan ayam yang sesuai dengan harapan dan investasi Anda.
Mari kita selami lebih dalam dunia Serama untuk menjadi pembeli yang cerdas dan penghobi yang berpengetahuan.
Dari ciri fisik hingga karakter, semua akan dibahas secara detail di sini.
Asal Usul dan Sejarah Singkat Ayam Serama
Sebelum membahas perbedaannya, penting untuk mengetahui asal-usul Ayam Serama yang melegenda.
Ayam ini bukanlah ayam yang muncul secara alami, melainkan hasil dari proses pembiakan selektif yang panjang.
Ayam Serama modern dikembangkan pada akhir tahun 1970-an oleh Wee Yean Een di Kelantan, Malaysia.
Beliau menyilangkan beberapa jenis ayam kate lokal, termasuk Ayam Kapas dan Ayam Kate Jepang.
Proses seleksi yang ketat selama bertahun-tahun akhirnya menghasilkan ayam dengan postur unik yang kita kenal sekarang.
Namanya sendiri, “Serama”, terinspirasi dari tokoh Sri Rama dalam wiracarita Ramayana, yang dikenal gagah dan anggun.
Popularitasnya meledak di awal tahun 2000-an dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia,
menjadikannya salah satu primadona di kalangan ayam hias.
Ciri-Ciri Khas Ayam Serama Asli (Original)
Ayam Serama asli memiliki serangkaian standar atau pakem yang sangat jelas dan menjadi acuan dalam kontes.
Ciri-ciri inilah yang membedakannya secara signifikan dari ayam jenis lain maupun hasil silangannya.
Berikut adalah poin-poin penting yang harus diperhatikan untuk mengidentifikasi Serama asli.
1. Postur Tubuh Sempurna
Ciri paling ikonik dari Serama asli adalah posturnya yang tegak ekstrem, bisa mencapai 90 derajat.
Dadanya sangat membusung ke depan (disebut ‘chest out’), sementara kepalanya tertarik jauh ke belakang hingga nyaris menyentuh pangkal ekor.
Dari samping, postur ini membentuk siluet seperti huruf ‘V’ atau ‘S’ yang dramatis.
Gaya ini ditampilkan secara alami, terutama saat ayam sedang waspada atau berpose.
2. Ukuran dan Bobot Miniatur
Sebagai ayam terkecil di dunia, bobot menjadi faktor krusial. Serama asli sangat ringan.
Dalam standar kontes, terdapat beberapa kelas berdasarkan bobot: Kelas A (di bawah 350 gram),
Kelas B (350-500 gram), dan Kelas Remaja/Anakan. Ayam dengan bobot di atas 500-550 gram
biasanya sudah dianggap terlalu besar untuk standar Serama asli yang berkualitas.
3. Kepala, Jengger, dan Pial
Kepala Serama asli berukuran kecil dan proporsional dengan tubuhnya.
Jenggernya berbentuk bilah (single comb), tipis, kecil, dan rapi, tidak tebal atau bergelombang.
Pial (jaringan daging di bawah paruh) juga berukuran kecil dan serasi dengan jenggernya.
Wajahnya harus bersih dari bulu-bulu halus yang berlebihan.
4. Posisi Sayap yang Khas
Sayap pada Serama asli menggantung lurus vertikal ke bawah, dengan posisi ujung sayap hampir menyentuh tanah.
Sayap tidak terlipat rapi di punggung seperti ayam pada umumnya, melainkan terlepas bebas di sisi tubuh.
Posisi ini memberikan kesan bahu yang tegap dan memperjelas postur dadanya yang membusung.
5. Ekor Menjulang Tinggi
Ekor adalah mahkota bagi Ayam Serama. Pada jenis asli, ekornya menjulang tinggi ke atas, lebat, dan terbuka.
Bulu ekor utama (lancuran) panjang dan melengkung dengan indah, seringkali posisinya lebih tinggi dari kepala ayam.
Jumlah bulu ekor yang lebat menjadi nilai tambah yang signifikan.
6. Karakter Berani dan Jinak
Serama asli dikenal memiliki karakter yang sangat berani, percaya diri, dan jinak kepada pemiliknya.
Mereka tidak takut pada manusia dan suka berinteraksi. Saat diletakkan di atas meja (catwalk),
mereka akan secara naluriah berjalan, bergaya, dan menunjukkan postur terbaiknya tanpa rasa takut.
Karakteristik Ayam Serama Silangan
Ayam Serama silangan, yang paling umum adalah hasil perkawinan dengan Ayam Kate, seringkali dijual dengan nama “Serama”.
Meskipun masih terlihat menarik, mereka tidak memiliki kesempurnaan ciri seperti galur murni.
Kurangnya satu atau beberapa ciri khas inilah yang menjadi penanda utamanya.
1. Postur yang Kurang Tegak
Ini adalah perbedaan paling mencolok. Ayam silangan seringkali memiliki postur yang lebih ‘santai’ atau bungkuk.
Dadanya tidak terlalu membusung dan kepalanya tidak tertarik ke belakang secara ekstrem.
Sudut ketegakan tubuhnya jarang mencapai 90 derajat, lebih mirip postur Ayam Kate pada umumnya.
2. Ukuran dan Bobot Lebih Besar
Karena pengaruh genetik dari Ayam Kate atau jenis lain yang lebih besar, ayam silangan cenderung lebih berat.
Bobotnya seringkali melebihi 500 gram bahkan bisa mencapai 700-800 gram saat dewasa.
Secara visual, mereka terlihat lebih gempal dan kurang ramping dibandingkan Serama asli.
3. Sayap dan Ekor yang Tidak Ideal
Posisi sayap pada ayam silangan seringkali tidak lurus sempurna ke bawah.
Kadang sayapnya sedikit terangkat atau terlipat, menutupi bagian paha.
Sementara itu, ekornya mungkin tidak menjulang tinggi, kurang lebat,
atau bulu-bulu utamanya tidak sepanjang dan seindah Serama asli.
4. Bentuk Kepala dan Kaki
Kepala ayam silangan bisa terlihat lebih besar dan tidak proporsional.
Jenggernya pun bisa lebih tebal, lebar, atau kasar. Selain itu, perhatikan bagian kaki.
Ayam silangan seringkali memiliki kaki yang sedikit lebih panjang atau jarak antar kaki yang lebih lebar.
Tips Praktis Membeli Ayam Serama Agar Tidak Tertipu
Memilih Ayam Serama, terutama bagi pemula, memang gampang-gampang susah.
Agar Anda mendapatkan ayam sesuai keinginan dan tidak merasa tertipu, ikuti beberapa tips praktis berikut ini.
Kecermatan di awal akan menghindarkan Anda dari kekecewaan di kemudian hari.
1. Beli dari Sumber Terpercaya
Cara paling aman adalah membeli langsung dari peternak (breeder) yang memiliki reputasi baik.
Cari informasi di komunitas penghobi Ayam Serama di media sosial atau forum online.
Peternak yang serius biasanya jujur mengenai kualitas dan silsilah ayam yang mereka jual.
2. Perhatikan Indukan atau Silsilah
Jika memungkinkan, mintalah untuk melihat indukan (jantan dan betina) dari ayam yang akan Anda beli.
Anakan yang berkualitas hampir pasti berasal dari indukan yang berkualitas pula.
Jika tidak bisa melihat langsung, mintalah foto atau video indukannya.
3. Jangan Tergiur Harga Murah
Ayam Serama asli berkualitas memiliki harga yang relatif tinggi karena proses pembiakan dan seleksinya yang sulit.
Jika Anda menemukan penjual yang menawarkan ‘Serama Asli’ dengan harga yang sangat murah dan tidak masuk akal,
Anda patut curiga. Kemungkinan besar itu adalah ayam silangan atau memiliki banyak kekurangan (cacat).
4. Beli Usia Remaja atau Dewasa
Membeli anakan (DOC – Day Old Chick) memang lebih murah, tetapi risikonya sangat tinggi.
Ciri-ciri kualitas Serama baru akan terlihat jelas saat ayam menginjak usia remaja (3-5 bulan) hingga dewasa.
Membeli pada usia ini akan meminimalisir risiko mendapatkan ayam yang tidak sesuai ekspektasi.
Membedakan Ayam Serama asli dan silangan memang membutuhkan ketelitian dan pengetahuan.
Kunci utamanya terletak pada postur tubuh yang tegak, bobot yang ringan, serta detail pada sayap dan ekor.
Serama asli adalah sebuah karya seni yang dihasilkan dari dedikasi peternak, sehingga harganya pun sepadan.
Sedangkan ayam silangan, meskipun tidak memiliki kesempurnaan yang sama, tetap bisa menjadi peliharaan yang menyenangkan.
Yang terpenting adalah kejujuran dari penjual dan pengetahuan dari pembeli.
Dengan berbekal informasi dari artikel ini, Anda kini lebih siap untuk terjun ke dunia Ayam Serama.
Baik Anda memilih untuk memelihara galur murni untuk kontes atau sekadar silangan untuk hiasan di rumah,
pastikan Anda membuat keputusan yang tepat dan nikmatilah keunikan dari unggas terkecil di dunia ini.