Ayam Serama, dikenal sebagai ras ayam terkecil di dunia, bukan hanya sekadar unggas peliharaan.
Dengan postur tegap membusungkan dada dan watak yang pemberani, Serama adalah simbol keindahan dan kebanggaan bagi para penghobinya.
Salah satu tolok ukur utama kualitas seekor Serama jantan adalah suaranya yang lantang dan frekuensi berkokoknya yang rajin.
Artikel ini akan mengupas tuntas cara membuat ayam serama rajin berkokok, dari pemilihan bibit hingga ramuan khusus.
Pahami Karakter Unik Ayam Serama
Langkah pertama dan paling mendasar adalah memahami watak asli dari Ayam Serama.
Mereka bukanlah ayam biasa; Serama memiliki rasa percaya diri yang tinggi, pemberani, dan cenderung suka pamer.
Karakter inilah yang menjadi modal utama mereka untuk berkokok dengan lantang sebagai penanda teritori dan supremasi.
Ayam yang merasa takut, stres, atau tidak percaya diri tidak akan pernah rajin berkokok.
Oleh karena itu, membangun ikatan dengan ayam adalah kunci. Perlakukan mereka dengan lembut dan penuh perhatian.
Jadikan kehadiran Anda sebagai sumber kenyamanan, bukan ancaman. Pendekatan persuasif ini akan membuat Serama merasa aman.
Ketika ia merasa menjadi ‘raja’ di lingkungannya dan percaya pada pemiliknya, insting alaminya untuk berkokok akan muncul.
Kenali setiap individu ayam Anda, karena beberapa mungkin lebih pemalu dan membutuhkan pendekatan yang lebih sabar.
Pilih Bibit Unggulan dengan Genetik Berkokok Kuat
Faktor genetika memegang peranan sangat penting dalam dunia perayaman, termasuk soal berkokok.
Sebagus apapun perawatan Anda, jika seekor Serama tidak memiliki ‘darah’ atau keturunan jawara berkokok, hasilnya tidak akan maksimal.
Saat memilih bakalan atau bibit, usahakan untuk mencari informasi mengenai indukannya.
Pilihlah anakan dari pejantan yang terkenal rajin berkokok (gacor) dan memiliki volume suara yang kuat.
Perhatikan ciri fisik calon bibit unggulan. Pilih ayam yang tampak aktif, lincah, dan sehat.
Pastikan posturnya tegap, dada membusung, dan memiliki sorot mata yang tajam dan berani.
Hindari ayam yang terlihat lesu, sering menyendiri, atau memiliki cacat fisik.
Investasi pada bibit berkualitas di awal akan sangat menghemat waktu dan tenaga Anda di kemudian hari.
Perawatan Harian yang Optimal untuk Merangsang Kokok
Rutinitas harian yang konsisten adalah fondasi bagi kesehatan dan performa Ayam Serama.
Mulailah pagi hari dengan menjemur ayam selama 15-30 menit di bawah sinar matahari pagi (sekitar jam 7-9 pagi).
Sinar matahari membantu pembentukan vitamin D yang krusial untuk tulang dan metabolisme, serta membunuh kuman.
Setelah dijemur, umbar atau lepaskan ayam di area yang bersih dan aman agar ia bisa bergerak bebas meregangkan otot.
Kebersihan kandang adalah hal yang tidak bisa ditawar. Kandang yang kotor adalah sumber penyakit dan stres.
Bersihkan kotoran setiap hari dan ganti alas kandang secara berkala. Pastikan sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
Selalu sediakan air minum yang bersih dan ganti setiap hari. Air yang terkontaminasi bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Perawatan yang baik membuat ayam merasa nyaman, sehat, dan pada akhirnya mendorongnya untuk lebih vokal.
Pemberian Pakan Berkualitas dan Suplemen Tambahan
Nutrisi adalah bahan bakar utama bagi Ayam Serama untuk menghasilkan energi, termasuk energi untuk berkokok.
Pakan dasar yang umum digunakan adalah voer atau pur dengan kadar protein yang cukup tinggi, misalnya voer merek BR-1 atau sejenisnya.
Namun, hanya mengandalkan voer saja tidak cukup untuk mendongkrak performa kokok secara maksimal.
Diperlukan pakan tambahan atau extra fooding (EF) untuk melengkapi kebutuhan gizinya.
Berikan pakan tambahan yang kaya protein hewani seperti jangkrik (2-3 ekor setiap pagi), ulat hongkong, atau kroto.
Sayuran segar seperti tauge, sawi, dan daun pepaya juga baik untuk pencernaan dan sumber vitamin.
Anda juga bisa memberikan ramuan atau jamu herbal tradisional yang sudah terbukti ampuh.
Campuran jahe, kencur, dan kunyit yang diparut lalu dicampur dengan madu dan sedikit air hangat bisa diberikan seminggu sekali.
Ramuan ini berfungsi untuk menghangatkan tubuh, melancarkan pernapasan, dan menjaga stamina ayam.
Beberapa penghobi juga menambahkan suplemen khusus ayam yang dijual di pasaran, seperti produk dengan nama Testo-Bird atau sejenisnya.
Pastikan untuk membaca dosis dan aturan pakai dengan cermat sebelum memberikan suplemen apapun.
Kombinasi pakan berkualitas dan suplemen yang tepat akan membuat napas ayam lebih panjang dan suara kokoknya lebih jernih.
Teknik Pelatihan dan Stimulasi Mental
Selain perawatan fisik, stimulasi mental juga diperlukan untuk memancing birahi dan semangat berkokok.
Salah satu teknik yang paling populer adalah dengan ‘memancing’ suaranya. Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara.
Putarkan suara rekaman kokok Ayam Serama jantan lain dari ponsel Anda dengan volume yang tidak terlalu keras.
Ini akan memicu insting kompetitifnya untuk membalas suara tersebut dan menunjukkan siapa penguasa wilayahnya.
Cara lain adalah dengan mendekatkan sangkarnya ke sangkar ayam jantan lain, namun jangan sampai mereka bisa saling menyerang.
Biarkan mereka saling melihat selama beberapa menit setiap hari. Rivalitas visual ini seringkali sangat efektif.
Namun, perhatikan reaksi ayam Anda. Jika ia malah terlihat takut atau tertekan, segera hentikan metode ini.
Interaksi langsung dengan Anda, seperti mengelus atau memijat lembut bagian leher dan pangkal ekor juga bisa meningkatkan kepercayaan dirinya.
Ciptakan Lingkungan yang Kondusif dan Bebas Stres
Lingkungan sekitar memiliki dampak langsung pada frekuensi berkokok seekor ayam.
Pastikan kandang diletakkan di lokasi yang tenang, jauh dari lalu lalang orang yang ramai atau suara bising yang mengagetkan.
Lokasi yang ideal adalah yang mendapat sirkulasi udara baik namun terlindung dari angin kencang dan hujan.
Yang terpenting, lingkungan harus aman dari ancaman predator seperti tikus, kucing, atau anjing.
Ayam yang terus-menerus merasa terancam akan menghabiskan energinya untuk waspada, bukan untuk berkokok.
Jika Anda memelihara lebih dari satu jantan, pastikan mereka memiliki ruang yang cukup dan tidak ditempatkan terlalu berdekatan.
Persaingan yang terlalu ketat bisa menimbulkan stres kronis pada ayam yang lebih lemah.
Lingkungan yang nyaman, aman, dan tenang akan membuat Ayam Serama merasa menjadi ‘raja’ dan mendorongnya untuk mengumumkan kekuasaannya lewat kokokan.
Mengatasi Masalah Ayam Serama yang Malas Berkokok
Jika Anda sudah melakukan semua cara di atas namun Serama kesayangan masih enggan berkokok, saatnya melakukan evaluasi.
Pertama, periksa kesehatannya secara menyeluruh. Cek apakah ada kutu di bulunya, atau tanda-tanda cacingan.
Ayam yang sedang sakit atau dalam masa mabung (ganti bulu) secara alami akan mengurangi aktivitas berkokoknya untuk menyimpan energi.
Pastikan juga usianya sudah cukup. Ayam Serama biasanya mulai rajin berkokok saat memasuki usia dewasa, sekitar 6-8 bulan.
Coba tinjau kembali pola pakan dan suplemen yang Anda berikan. Mungkin ada nutrisi yang kurang atau tidak seimbang.
Perhatikan juga interaksi sosialnya. Apakah ia ditindas oleh ayam lain? Apakah ia merasa kesepian?
Kadang, memindahkan ayam ke kandang atau lokasi baru bisa memberikan perubahan suasana yang memicu kokoknya kembali.
Kunci dari mengatasi masalah ini adalah observasi yang cermat dan kesabaran. Jangan mudah menyerah.
Merawat Ayam Serama hingga rajin berkokok adalah sebuah seni yang memadukan ilmu dan kesabaran.
Ini bukan proses instan, melainkan sebuah perjalanan yang membutuhkan konsistensi dan cinta pada hewan peliharaan.
Dengan menerapkan kombinasi dari pemilihan bibit yang unggul, nutrisi seimbang, perawatan harian yang baik, pelatihan mental, dan lingkungan bebas stres, Anda akan selangkah lebih dekat untuk mendengar kokokan merdu dan lantang dari Ayam Serama kebanggaan Anda setiap hari.
Teruslah belajar dan amati ayam Anda, karena setiap individu memiliki keunikan dan kebutuhannya masing-masing.