Pasir vs Sekam Padi: Mana Alas Kandang Ayam Terbaik? Simak Analisis Lengkapnya!

Pasir vs Sekam Padi: Mana Alas Kandang Ayam Terbaik? Simak Analisis Lengkapnya!

Memilih alas kandang atau litter yang tepat adalah salah satu kunci sukses dalam beternak ayam.
Bukan hanya soal kenyamanan, alas kandang yang baik berpengaruh langsung pada kesehatan ternak,
produktivitas, dan efisiensi pakan. Dua material yang paling sering menjadi perdebatan di kalangan peternak
adalah pasir dan sekam padi.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan secara matang.
Keputusan yang salah bisa berakibat pada tingginya kadar amonia, munculnya penyakit, hingga
menurunnya angka konversi pakan. Artikel ini akan mengupas tuntas perbandingan antara pasir dan
sekam padi sebagai alas kandang, membantu Anda menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan.

Mengenal Alas Kandang (Litter) dan Peran Pentingnya

Mengenal Alas Kandang (Litter) dan Peran Pentingnya

Litter adalah sebutan untuk material alas kandang yang berfungsi sebagai “lantai kerja” bagi ayam.
Peran utamanya adalah menyerap kelembapan dari kotoran dan tumpahan air minum,
menjaga kandang tetap kering, serta memberikan lapisan yang nyaman bagi kaki dan tubuh ayam.
Lingkungan kandang yang kering dan bersih akan menekan pertumbuhan bakteri patogen dan jamur.

Fungsi litter tidak berhenti di situ. Alas yang baik juga berfungsi sebagai isolator suhu,
melindungi ayam, terutama DOC (Day Old Chick), dari dinginnya lantai semen atau tanah.
Selain itu, litter yang tepat dapat mengurangi bau amonia yang menyengat, yang jika berlebihan
dapat menyebabkan masalah pernapasan serius baik pada ayam maupun pada peternak itu sendiri.

Seperti yang disebutkan dalam berbagai penelitian, selain pasir dan sekam padi, material lain
yang juga populer digunakan adalah serutan kayu atau serbuk gergaji. Masing-masing material ini
memiliki karakteristik unik dalam hal daya serap, durabilitas, dan harga, sehingga pemilihan
harus disesuaikan dengan kondisi spesifik peternakan.


Keunggulan Sekam Padi sebagai Alas Kandang

Keunggulan Sekam Padi sebagai Alas Kandang

Sekam padi, yang merupakan limbah dari penggilingan padi, adalah pilihan populer di banyak negara agraris.
Salah satu keunggulan utamanya adalah daya serap yang cukup baik. Sekam mampu menyerap
air dan kotoran, sehingga permukaan litter tetap terasa lebih kering jika dikelola dengan benar.
Ini sangat penting untuk mencegah bumblefoot atau infeksi telapak kaki pada ayam.

Keunggulan lain yang sangat signifikan adalah sifat isolasinya. Sekam padi memberikan kehangatan
yang sangat dibutuhkan oleh anak ayam (DOC) pada masa brooding. Kemampuannya menjaga suhu
membantu DOC tumbuh optimal dan mengurangi stres akibat kedinginan, yang pada akhirnya
meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

Dari segi penanganan, sekam padi sangat ringan dan mudah ditebar di dalam kandang.
Setelah masa pakai selesai, litter sekam padi yang telah bercampur dengan kotoran ayam
dapat diubah menjadi kompos yang sangat subur. Ini memberikan nilai tambah karena bisa
digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian, seperti yang diindikasikan pada fermentasi pupuk.

Biaya juga menjadi faktor penentu. Di daerah lumbung padi, harga sekam padi sangat terjangkau,
bahkan seringkali bisa didapatkan secara gratis. Ketersediaannya yang melimpah menjadikannya
pilihan yang ekonomis bagi banyak peternak, baik skala kecil maupun besar.


Kekurangan Sekam Padi yang Perlu Diwaspadai

Kekurangan Sekam Padi yang Perlu Diwaspadai

Meskipun memiliki banyak kelebihan, sekam padi juga mempunyai beberapa kekurangan.
Masalah utama adalah potensinya menjadi sangat berdebu, terutama jika kualitasnya kurang baik
atau terlalu kering. Debu ini dapat mengganggu sistem pernapasan ayam dan memicu penyakit
pernapasan kronis (CRD).

Ketika kelembapan terlalu tinggi, sekam padi cenderung menggumpal atau ‘ngeblok’.
Lapisan yang basah dan padat ini menjadi lokasi ideal bagi bakteri anaerob untuk berkembang biak,
menghasilkan gas amonia dalam konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, litter sekam memerlukan
pengelolaan aktif, seperti pembalikan atau pengadukan secara berkala untuk menjaga tetap gembur.

Sekam padi juga bisa menjadi sarang bagi tungau dan kutu jika tidak disimpan dengan benar
sebelum digunakan. Pastikan sumber sekam padi Anda bersih dan kering untuk meminimalisir
risiko infestasi parasit eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan ayam.
Manajemen yang kurang baik akan membuat semua kelebihannya menjadi sia-sia.


Keunggulan Pasir sebagai Alas Kandang

Keunggulan Pasir sebagai Alas Kandang

Pasir menawarkan pendekatan yang berbeda dalam manajemen kelembapan. Alih-alih menyerap air,
pasir bersifat mengalirkan (drainase). Kotoran ayam akan mengering dengan cepat di permukaan,
sementara kelembapan akan meresap ke bawah, menjauh dari kontak langsung dengan ayam.
Sifatnya yang cepat kering ini secara signifikan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.

Salah satu keunggulan terbesar pasir adalah memfasilitasi perilaku alami ayam: mandi debu (dust bathing).
Ayam secara naluriah akan berguling-guling di pasir untuk membersihkan bulu mereka dan
menyingkirkan parasit eksternal seperti tungau dan kutu. Menyediakan media mandi debu
yang baik di dalam kandang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan kulit ayam secara drastis.

Dari sisi keawetan, pasir adalah juaranya. Sebagai material anorganik, pasir tidak akan membusuk
atau terurai. Ini memungkinkan penggunaan jangka panjang. Membersihkannya pun relatif mudah;
kotoran kering di permukaan dapat disekop atau diayak secara rutin, sebuah metode yang dikenal
dengan sebutan ‘deep litter method’ versi pasir, sehingga tidak perlu sering diganti total.


Kekurangan Pasir yang Menjadi Pertimbangan

Kekurangan Pasir yang Menjadi Pertimbangan

Kelemahan utama pasir adalah sifat isolasinya yang buruk. Pasir tidak mampu menahan panas
dengan baik, sehingga terasa dingin. Hal ini menjadi masalah serius untuk anak ayam (DOC)
yang sangat rentan terhadap suhu rendah. Penggunaan pasir sebagai alas untuk DOC di iklim
dingin tidak direkomendasikan tanpa adanya sumber pemanas tambahan yang kuat.

Bobot pasir juga menjadi kendala. Pasir jauh lebih berat dibandingkan sekam padi, membuatnya
lebih sulit untuk diangkut, dimasukkan ke dalam kandang, dan dikeluarkan saat pembersihan total.
Hal ini membutuhkan tenaga ekstra dan bisa menjadi pertimbangan logistik yang penting
bagi peternakan skala besar.

Ada risiko bahaya tertelan (impaction), terutama pada anak ayam yang sangat muda.
Jika anak ayam mematuk dan memakan terlalu banyak butiran pasir, hal itu bisa menyumbat
saluran pencernaannya. Memilih pasir dengan ukuran butiran yang tepat (bukan pasir yang sangat halus)
dan memastikan pakan selalu tersedia dapat mengurangi risiko ini.

Terakhir, biaya dan pembuangan. Di beberapa daerah yang jauh dari sumber pasir, harganya
bisa menjadi lebih mahal daripada sekam. Selain itu, limbah pasir yang bercampur kotoran tidak
dapat dikomposkan seperti sekam, sehingga opsinya terbatas pada pembuangan atau sebagai
bahan urugan saja.


Rekomendasi Penggunaan: Kapan Memilih Pasir atau Sekam Padi?

Rekomendasi Penggunaan: Kapan Memilih Pasir atau Sekam Padi?

Pilihan ideal sangat bergantung pada beberapa faktor kunci: usia ayam, iklim, dan sistem manajemen.
Tidak ada satu jawaban yang cocok untuk semua kondisi. Namun, kita bisa membuat beberapa
rekomendasi berdasarkan skenario yang umum terjadi di lapangan.

Untuk anak ayam usia 0 hari (DOC), sekam padi umumnya menjadi pilihan yang lebih superior.
Sifat isolasinya yang hangat memberikan lingkungan yang nyaman dan aman selama masa brooding,
mengurangi stres dan mendukung pertumbuhan awal yang krusial. Kelembutannya juga lebih baik
untuk kaki DOC yang masih rapuh.

Untuk ayam dewasa (layer atau broiler), kedua opsi ini bisa sangat efektif jika dikelola dengan baik.
Di daerah beriklim panas dan lembap, pasir bisa menjadi pilihan cerdas karena kemampuannya
yang cepat kering dan memfasilitasi mandi debu. Sebaliknya, di daerah dataran tinggi atau
yang lebih dingin, sekam padi membantu menjaga kehangatan kandang di malam hari.

Strategi terbaik seringkali adalah kombinasi. Seperti yang disarankan beberapa peternak,
menggunakan lapisan dasar pasir setebal beberapa sentimeter untuk drainase, kemudian dilapisi
dengan sekam padi di atasnya, bisa memberikan manfaat ganda. Anda mendapatkan drainase dari pasir
dan kehangatan serta kenyamanan dari sekam. Ini adalah metode hibrida yang patut dicoba.


Pada akhirnya, baik pasir maupun sekam padi bisa menjadi alas kandang yang sangat baik.
Kunci utamanya terletak pada pemahaman Anda terhadap karakteristik masing-masing material
dan bagaimana cara mengelolanya. Sekam padi unggul dalam isolasi dan nilai kompos,
namun butuh manajemen kelembapan yang aktif. Pasir unggul dalam drainase dan kebersihan parasit,
namun dingin dan berat.

Amati kondisi ternak Anda dan jangan ragu untuk bereksperimen. Perhatikan bagaimana ayam
berinteraksi dengan alas kandangnya, periksa tingkat kelembapan secara rutin, dan pantau bau amonia.
Pilihan yang tepat adalah pilihan yang membuat ayam Anda sehat, nyaman, dan produktif,
yang pada gilirannya akan berdampak positif pada profitabilitas usaha peternakan Anda.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *