Jangan Sampai Keliru, Ini Cara Akurat Membedakan Anakan Ayam Hias Jantan dan Betina

Jangan Sampai Keliru, Ini Cara Akurat Membedakan Anakan Ayam Hias Jantan dan Betina

Bagi para penghobi atau peternak ayam hias, membedakan jenis kelamin anakan ayam atau Day Old Chick (DOC) adalah salah satu tantangan awal yang krusial.
Mengetahui jenis kelamin sejak dini sangat penting untuk berbagai tujuan, mulai dari perencanaan kandang, program pembiakan, hingga penentuan harga jual.
Kesalahan identifikasi bisa berakibat pada komposisi kawanan yang tidak seimbang atau kegagalan dalam mencapai tujuan pembiakan yang diinginkan.
Meski terlihat identik saat baru menetas, ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk membedakan anakan jantan dan betina dengan tingkat akurasi yang bervariasi.

Artikel ini akan mengupas tuntas beberapa cara yang paling umum dan terbukti akurat untuk mengidentifikasi jenis kelamin anakan ayam hias Anda.
Dari metode yang memerlukan keahlian khusus hingga pengamatan sederhana yang bisa dilakukan oleh pemula, semua akan dibahas secara mendetail.
Dengan panduan ini, Anda diharapkan tidak akan keliru lagi dalam menentukan mana calon pejantan tangguh dan mana calon induk berkualitas di antara anakan ayam Anda.
Mari kita selami satu per satu metodenya.

1. Metode Vent Sexing (Pemeriksaan Kloaka)

1. Metode Vent Sexing (Pemeriksaan Kloaka)

Metode vent sexing atau pemeriksaan kloaka adalah standar emas dalam industri perunggasan komersial karena tingkat akurasinya yang sangat tinggi, mencapai 95-99%.
Namun, metode ini sangat tidak disarankan untuk pemula karena memerlukan keahlian, latihan, dan kelembutan yang luar biasa untuk menghindari cedera pada anakan ayam.
Proses ini dilakukan oleh seorang profesional yang disebut ‘chicken sexer’ atau ‘chick sexer’.
Mereka memegang anakan ayam dengan hati-hati, mengeluarkan kotoran dari kloaka, lalu membuka lubang kloaka untuk melihat organ reproduksinya.

Pada anakan jantan, akan terlihat benjolan kecil atau eminensia genitalis, sementara pada anakan betina, bagian dalamnya akan terlihat lebih rata atau cekung.
Perbedaan ini sangat halus dan hanya mata yang terlatih yang bisa melihatnya dengan jelas dan cepat tanpa menyakiti anakan ayam.
Melakukan vent sexing tanpa pelatihan yang benar dapat menyebabkan kerusakan internal, kelumpuhan, atau bahkan kematian pada anakan ayam.
Oleh karena itu, jika Anda bukan seorang ahli, sebaiknya hindari metode ini dan gunakan cara lain yang lebih aman.


2. Perbedaan Bulu Sayap (Feather Sexing)

2. Perbedaan Bulu Sayap (Feather Sexing)

Feather sexing adalah salah satu metode paling populer dan aman bagi para penghobi karena tidak invasif dan bisa dilakukan segera setelah anakan ayam menetas dan kering.
Metode ini didasarkan pada perbedaan laju pertumbuhan bulu primer dan bulu penutup (covert) pada sayap, yang terkait dengan genetik pada beberapa jenis ayam.
Perlu diingat, metode ini tidak berlaku untuk semua jenis ayam hias, tetapi sangat efektif untuk banyak breed, terutama ayam tipe petelur dan beberapa breed hias.
Anda hanya perlu memegang anakan ayam dengan lembut dan merentangkan salah satu sayapnya untuk melihat susunan bulunya.

Untuk mengidentifikasi betina, perhatikan dua baris bulu pada ujung sayap. Anakan betina biasanya memiliki dua baris bulu dengan panjang yang berbeda.
Baris bulu primer (paling ujung) akan terlihat lebih panjang daripada baris bulu penutup (covert) yang berada tepat di atasnya.
Untuk mengidentifikasi jantan, saat sayapnya direntangkan, Anda akan melihat bulu-bulu yang cenderung memiliki panjang yang seragam atau hampir sama.
Bulu primer dan bulu penutupnya tumbuh dengan kecepatan yang sama, sehingga tidak ada perbedaan panjang yang jelas terlihat seperti pada betina.

Lakukan pemeriksaan ini dalam 1-3 hari pertama setelah menetas untuk hasil yang paling akurat.
Seiring pertumbuhan anakan ayam, perbedaan ini akan menjadi semakin tidak jelas karena semua bulu akan tumbuh memanjang.
Metode ini adalah pilihan yang sangat baik untuk memulai, namun pastikan untuk mencari tahu apakah breed ayam hias Anda termasuk yang bisa diidentifikasi dengan cara ini.


3. Perbedaan Warna dan Pola Bulu (Color Sexing)

3. Perbedaan Warna dan Pola Bulu (Color Sexing)

Metode color sexing sangat mudah dilakukan tetapi hanya berlaku untuk jenis ayam hias tertentu yang memiliki sifat ‘auto-sexing’.
Sifat ini berarti anakan jantan dan betina menetas dengan warna atau pola bulu yang sudah jelas berbeda sejak awal.
Ini adalah hasil dari persilangan genetik yang terencana untuk memudahkan identifikasi jenis kelamin tanpa perlu keahlian khusus.
Sayangnya, tidak semua ayam hias memiliki fitur ini, sehingga Anda perlu mengetahui karakteristik spesifik dari breed yang Anda pelihara.

Sebagai contoh, pada beberapa breed, anakan jantan mungkin menetas dengan warna yang lebih terang atau pucat dibandingkan anakan betina yang berwarna lebih gelap.
Pada breed lain, pola di tubuh bisa menjadi penentu. Anakan betina mungkin memiliki garis atau ‘chipmunk stripes’ di punggung yang lebih gelap dan tegas.
Sementara itu, anakan jantan memiliki garis yang lebih kabur, pudar, atau bahkan tidak ada sama sekali.
Untuk ayam hias jenis tertentu, bisa juga ada perbedaan pada titik atau bercak di kepala.

Sebelum mengandalkan metode ini, lakukan riset mendalam tentang standar breed ayam hias yang Anda miliki.
Cari informasi dari peternak senior atau asosiasi breed untuk memastikan apakah ada ciri-ciri color sexing yang valid untuk jenis ayam Anda.
Jika ayam hias Anda tidak termasuk jenis auto-sexing, maka mengandalkan warna bulu saja bisa sangat menyesatkan.


4. Mengamati Ukuran Tubuh, Kaki, dan Jengger

4. Mengamati Ukuran Tubuh, Kaki, dan Jengger

Seiring bertambahnya usia anakan ayam, biasanya setelah melewati minggu pertama, perbedaan fisik mulai bisa diamati meskipun masih sangat halus.
Metode ini lebih bersifat observasional dan membutuhkan perbandingan antara beberapa anakan ayam dalam satu tetasan yang sama untuk melihat perbedaannya.
Ini bukanlah metode yang instan, tetapi bisa menjadi petunjuk tambahan yang berguna seiring waktu.
Salah satu indikator awal adalah ukuran dan postur tubuh secara keseluruhan.

Calon pejantan seringkali memiliki tubuh yang sedikit lebih besar dan tegap. Kaki dan jarinya (shank) juga cenderung lebih besar dan kokoh dibandingkan betina.
Perbedaan ini mungkin tidak terlihat pada hari pertama, tetapi akan menjadi lebih jelas saat mereka berusia beberapa minggu.
Selain itu, perhatikan perkembangan jengger (comb) dan pial (wattles). Pada anakan jantan, jengger dan pial akan mulai tumbuh dan memerah lebih cepat.
Bahkan di usia muda, jengger calon jantan mungkin sudah terlihat lebih besar dan lebih merah daripada jengger betina yang cenderung pucat dan kecil.

Amati juga postur berdiri mereka. Anakan jantan seringkali berdiri lebih tegak dengan leher yang lebih jenjang, seolah-olah sudah menunjukkan sikap dominan.
Sementara itu, anakan betina cenderung memiliki postur yang lebih rendah dan mendatar.
Kombinasikan pengamatan ini dengan metode lain untuk meningkatkan keyakinan Anda dalam menentukan jenis kelamin.


5. Perilaku dan Suara Khas Anakan Ayam

5. Perilaku dan Suara Khas Anakan Ayam

Perilaku juga bisa menjadi petunjuk penting, terutama saat anakan ayam mulai beranjak dewasa, sekitar usia 3-5 minggu.
Perbedaan hormonal antara jantan dan betina mulai memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.
Ini adalah metode observasi jangka panjang yang sangat menarik bagi para penghobi karena memungkinkan Anda melihat karakter mereka terbentuk.
Anda perlu meluangkan waktu untuk mengamati kawanan kecil Anda saat mereka bermain atau mencari makan.

Salah satu tanda paling jelas pada anakan jantan adalah percobaan untuk berkokok. Tentu suaranya belum seperti ayam dewasa, lebih mirip pekikan atau cicitan yang aneh.
Mereka akan mencoba meregangkan leher dan mengeluarkan suara khas ini. Anakan betina tidak akan menunjukkan perilaku ini sama sekali.
Perilaku lain adalah sikap dominan. Calon pejantan mungkin akan mulai membusungkan dada, menantang saudaranya, atau bahkan melakukan ‘adu dada’ ringan.
Mereka lebih agresif dan seringkali menjadi yang pertama saat berebut makanan atau tempat minum.

Sebaliknya, anakan betina cenderung lebih tenang, pemalu, dan tidak terlalu suka konfrontasi.
Mereka lebih fokus pada mencari makan dan berkumpul dengan saudaranya. Perilaku ini sangat kontras dengan sikap ‘bossy’ yang ditunjukkan oleh calon jantan.
Mengamati interaksi sosial dalam kelompok adalah cara yang bagus untuk memprediksi jenis kelamin mereka sebelum ciri fisik sekundernya berkembang sepenuhnya.

Membedakan jenis kelamin anakan ayam hias memang membutuhkan kombinasi antara pengetahuan, kesabaran, dan pengamatan yang cermat.
Tidak ada satu metode tunggal yang 100% sempurna untuk semua jenis ayam, kecuali vent sexing yang berisiko jika dilakukan oleh amatir.
Cara terbaik adalah dengan menggabungkan beberapa metode, seperti memeriksa bulu sayap saat baru menetas, kemudian mengamati pertumbuhan jengger dan perilaku seiring waktu.
Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan gambaran yang jauh lebih akurat. Selamat mencoba dan semoga sukses dengan program pembiakan ayam hias Anda!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *