Kecantikan ayam hias seringkali terletak pada keindahan dan kelebatan bulunya.
Karena itu, para peternak atau penghobi pasti merasa khawatir saat melihat bulu ayam kesayangannya rontok secara parah.
Kerontokan bulu bisa menjadi pertanda dari proses alami, namun juga bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan atau lingkungan yang serius.
Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk memberikan penanganan yang tepat dan mengembalikan pesona ayam hias Anda.
Sebelum mengambil kesimpulan terburuk, penting untuk mengidentifikasi akar masalahnya.
Beberapa penyebab mungkin mudah diatasi dengan perubahan kecil dalam manajemen kandang dan pakan.
Berikut adalah beberapa penyebab umum bulu ayam hias rontok parah yang perlu Anda ketahui.
1. Mabung (Moulting) atau Proses Ganti Bulu Alami
Mabung adalah proses biologis yang normal terjadi pada unggas, termasuk ayam hias.
Ini adalah siklus tahunan di mana ayam akan merontokkan bulu-bulu lamanya yang usang untuk digantikan dengan bulu baru yang lebih kuat dan sehat.
Selama periode ini, jangan heran jika ayam terlihat sedikit botak dan kurang aktif.
Tanda lain dari mabung adalah jengger dan pialnya yang akan terlihat lebih pucat dan kehilangan sebagian warnanya.
Proses ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Untuk membantu ayam melewati fase ini dengan baik, pastikan ia mendapatkan asupan pakan tinggi protein.
Protein sangat penting karena bulu terdiri dari sekitar 85% keratin, sejenis protein.
Menambahkan pakan dengan kadar protein 20-22% bisa sangat membantu mempercepat pertumbuhan bulu baru.
2. Stres Akut atau Kronis
Ayam adalah makhluk yang mudah stres, dan stres adalah salah satu pemicu utama kerontokan bulu yang tidak normal.
Seperti yang disebutkan dalam riset, peternak harus segera mencari tahu penyebab stres pada ayam dan mengatasinya.
Stres dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kandang yang terlalu padat, perubahan lingkungan mendadak, atau suara bising.
Kehadiran predator seperti anjing, kucing, atau bahkan tikus di sekitar kandang juga bisa membuat ayam sangat tertekan.
Saat stres, tubuh ayam melepaskan hormon kortisol yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan bulu dan memicu kerontokan.
Coba perhatikan lingkungan sekitar kandang. Pastikan ayam memiliki ruang yang cukup, ventilasi yang baik, dan suasana yang tenang.
Jika Anda baru saja memindahkan ayam ke kandang baru, berikan waktu adaptasi agar ia merasa nyaman di lingkungan barunya.
3. Kekurangan Nutrisi, Vitamin, dan Mineral
Kualitas pakan sangat menentukan kesehatan bulu ayam.
Kerontokan parah seringkali merupakan tanda bahwa diet ayam tidak seimbang atau kekurangan nutrisi esensial.
Seperti yang disorot dalam riset, kekurangan vitamin dan mineral bisa menjadi masalah serius yang menyebabkan bulu rontok.
Nutrisi krusial untuk kesehatan bulu antara lain protein, asam amino (metionin dan lisin), kalsium, fosfor, serta vitamin A, D, dan E.
Jika pakan yang Anda berikan berkualitas rendah atau hanya terdiri dari biji-bijian, kemungkinan besar kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi.
Pertimbangkan untuk menggunakan pakan komersial berkualitas tinggi yang dirancang khusus untuk ayam hias atau ayam petelur.
Anda juga bisa menambahkan suplemen khusus unggas seperti produk *Vita-Stress* atau *Topmix* ke dalam air minum atau pakan mereka.
4. Serangan Parasit Eksternal (Kutu dan Tungau)
Parasit seperti kutu, tungau, dan pinjal adalah musuh umum bagi ayam.
Mereka hidup di kulit dan pangkal bulu, menghisap darah dan menyebabkan iritasi hebat.
Akibatnya, ayam akan merasa sangat gatal, sering mematuk-matuk bulunya sendiri, dan menggaruk tubuhnya hingga bulunya rontok dan kulitnya luka.
Kerontokan akibat parasit biasanya terlihat di area sekitar kloaka (anus), di bawah sayap, dan di leher.
Untuk memeriksanya, buka bulu ayam secara perlahan dan perhatikan kulitnya.
Kutu biasanya terlihat sebagai titik-titik kecil yang bergerak, sementara tungau seringkali membentuk kerak atau ketombe di pangkal bulu.
Atasi masalah ini dengan membersihkan kandang secara menyeluruh dan menggunakan insektisida khusus unggas yang aman.
Obat semprot seperti *Kututox* atau bedak tabur belerang bisa menjadi solusi efektif.
5. Perilaku Kanibalisme atau Saling Mematuk
Kerontokan bulu bisa juga disebabkan oleh ayam lain dalam satu kandang.
Perilaku saling mematuk (feather pecking) bisa dipicu oleh kebosanan, kandang yang terlalu sempit, atau kompetisi untuk mendapatkan makanan.
Ayam yang menjadi korban akan mengalami kerontokan bulu yang tidak merata, terutama di bagian punggung dan ekor.
Perilaku ini jika dibiarkan dapat menyebabkan luka serius dan bahkan kanibalisme.
Untuk mengatasinya, pastikan jumlah tempat pakan dan minum cukup untuk semua ayam.
Sediakan ‘hiburan’ di dalam kandang, seperti menggantung beberapa ikat sayuran hijau agar mereka sibuk mematukinya.
Jika ada satu ayam yang sangat agresif, pertimbangkan untuk memisahkannya sementara waktu dari kelompok.
Memastikan diet seimbang juga penting, karena terkadang perilaku ini dipicu oleh kekurangan nutrisi tertentu.
Kesimpulannya, bulu ayam hias yang rontok parah adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan.
Langkah pertama adalah identifikasi, apakah itu proses mabung alami, stres lingkungan, masalah pakan, serangan parasit, atau perilaku buruk.
Menjaga kebersihan kandang, menyediakan pakan bernutrisi tinggi, dan menciptakan lingkungan yang tenang adalah kunci utama pencegahan.
Jika kerontokan disertai gejala penyakit lain seperti lesu, diare, atau kesulitan bernapas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat.