Mengungkap Misteri: Kenapa Telur Ayam Hias Gagal Menetas dan Solusi Jitu Mengatasinya

Mengungkap Misteri: Kenapa Telur Ayam Hias Gagal Menetas dan Solusi Jitu Mengatasinya

Memelihara ayam hias menjadi hobi yang menyenangkan bagi banyak orang.
Mulai dari keindahan bulunya hingga keunikan suaranya, setiap jenis memiliki daya tarik tersendiri.
Puncak dari hobi ini adalah saat berhasil menetaskan telur dari indukan pilihan.
Namun, seringkali para penghobi dihadapkan pada kekecewaan saat telur yang dierami tak kunjung menetas.

Kegagalan penetasan ini bisa menjadi misteri yang membingungkan.
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab, mulai dari kualitas telur itu sendiri hingga kesalahan teknis selama proses inkubasi.
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai alasan mengapa telur ayam hias gagal menetas.
Serta memberikan solusi praktis untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan Anda.

Kualitas Indukan dan Fertilitas Telur

Kualitas Indukan dan Fertilitas Telur

Akar dari penetasan yang sukses dimulai jauh sebelum telur diletakkan, yaitu dari kualitas indukan.
Indukan jantan dan betina yang sehat, cukup umur, dan mendapatkan nutrisi yang baik adalah syarat mutlak.
Kekurangan gizi pada indukan dapat secara langsung mempengaruhi viabilitas embrio di dalam telur.
Pastikan pakan yang diberikan mengandung protein, vitamin, dan mineral yang seimbang.

Faktor terpenting lainnya adalah fertilitas atau pembuahan.
Tidak semua telur yang dihasilkan oleh betina pasti dibuahi oleh pejantan.
Saat membeli telur secara online, misalnya dari platform seperti Lazada, seringkali tidak ada jaminan 100% telur tersebut fertil.
Penjual yang baik biasanya menyebutnya sebagai ‘telur fertil’ namun risiko telur infertil tetap ada.

Usia indukan juga sangat berpengaruh.
Ayam yang terlalu muda atau terlalu tua cenderung memiliki tingkat fertilitas yang lebih rendah.
Rasio ideal antara jantan dan betina dalam satu kandang juga perlu diperhatikan.
Terlalu banyak betina untuk satu jantan dapat menyebabkan banyak telur yang tidak terbuahi.


Kesalahan dalam Penanganan dan Penyimpanan Telur

Kesalahan dalam Penanganan dan Penyimpanan Telur

Setelah mendapatkan telur yang potensial, penanganan selanjutnya menjadi sangat krusial.
Telur ayam sangat rentan terhadap guncangan keras yang dapat merusak kantung udara atau kuning telur.
Hindari mengocok atau menjatuhkan telur, terutama jika Anda mendapatkannya dari pengiriman.
Biarkan telur beristirahat selama 24 jam dalam posisi normal sebelum dimasukkan ke inkubator.

Penyimpanan yang benar juga merupakan kunci sebelum proses inkubasi dimulai.
Telur sebaiknya disimpan pada suhu sejuk, idealnya sekitar 13-18 derajat Celsius dengan kelembapan 75%.
Menyimpannya di suhu ruang yang terlalu panas atau di dalam kulkas dapat membunuh embrio.
Simpan telur dengan posisi bagian tumpul di atas untuk menjaga kantung udara tetap pada tempatnya.

Jangan menyimpan telur terlalu lama sebelum diinkubasi.
Tingkat keberhasilan menetas akan menurun drastis setelah telur disimpan lebih dari 7-10 hari.
Semakin segar telur saat dimasukkan ke dalam mesin tetas atau dierami induknya,
semakin tinggi pula peluangnya untuk menetas menjadi anakan ayam yang sehat.


Masalah Kritis Selama Proses Inkubasi

Masalah Kritis Selama Proses Inkubasi

Inilah tahap di mana banyak kegagalan terjadi, terutama bagi pemula yang menggunakan mesin tetas.
Tiga faktor utama yang harus dikontrol dengan presisi adalah suhu, kelembapan, dan ventilasi.
Ketiganya harus stabil selama 21 hari masa pengeraman untuk memastikan embrio berkembang sempurna.
Sedikit saja penyimpangan dapat berakibat fatal.

Suhu adalah faktor paling kritis. Suhu inkubator yang ideal untuk telur ayam adalah sekitar 37.5°C (99.5°F).
Suhu yang fluktuatif, seperti yang disebutkan dalam banyak forum, bisa disebabkan oleh termostat yang tidak akurat.
Kebocoran panas pada mesin tetas juga dapat membuat suhu tidak stabil.
Suhu yang terlalu tinggi akan ‘memasak’ embrio, sedangkan suhu terlalu rendah akan memperlambat atau menghentikan perkembangannya.

Kelembapan juga tidak kalah pentingnya.
Selama 18 hari pertama, kelembapan ideal berada di kisaran 45-55%.
Pada tiga hari terakhir menjelang menetas (periode lockdown), kelembapan harus dinaikkan menjadi 65-75%.
Kelembapan yang tepat membantu mencegah telur kehilangan terlalu banyak air dan memudahkan anak ayam memecahkan cangkang.

Terakhir, jangan lupakan pemutaran telur.
Telur harus diputar setidaknya 3-5 kali sehari untuk mencegah embrio menempel pada cangkang.
Jika menggunakan mesin tetas manual, buatlah tanda ‘X’ dan ‘O’ pada sisi telur yang berlawanan sebagai penanda.
Hentikan pemutaran telur pada tiga hari terakhir masa inkubasi.


Cara Memeriksa dan Mencegah Kegagalan

Cara Memeriksa dan Mencegah Kegagalan

Salah satu cara terbaik untuk memantau perkembangan telur adalah dengan melakukan candling (peneropongan).
Gunakan senter yang terang di ruangan gelap untuk meneropong isi telur.
Candling pertama bisa dilakukan pada hari ke-7 untuk melihat ada tidaknya jaring-jaring pembuluh darah.
Jika telur terlihat bening, kemungkinan besar telur tersebut infertil dan bisa disingkirkan.

Candling kedua biasanya dilakukan pada hari ke-14.
Pada tahap ini, Anda seharusnya sudah bisa melihat embrio yang gelap dan bergerak.
Jika embrio terlihat sebagai cincin darah atau gumpalan gelap yang tidak bergerak,
itu pertanda embrio telah mati di tengah jalan (Early Embryonic Death).

Untuk mencegah kegagalan, mulailah dengan memilih sumber telur yang terpercaya.
Investasikan pada mesin tetas berkualitas baik dengan termostat dan higrometer yang akurat.
Sebelum digunakan, selalu kalibrasi mesin Anda dengan termometer eksternal yang terpercaya.
Jaga kebersihan mesin tetas dari bakteri dengan membersihkannya secara menyeluruh sebelum dan sesudah penggunaan.


Menetaskan telur ayam hias adalah sebuah seni yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan pengetahuan.
Kegagalan adalah bagian dari proses belajar, namun dengan memahami penyebab-penyebab utamanya,
Anda dapat secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan.
Perhatikan kualitas indukan, tangani telur dengan benar, dan kendalikan lingkungan inkubasi secara presisi.
Dengan begitu, kekecewaan karena telur gagal menetas dapat diminimalisir, dan suara pletak cangkang akan segera Anda dengar.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *